Nurul Ingin Mendobrak Peradaban Kufur dengan Berdakwah
Sebagai santriwati Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an Darul Bayan, Sumedang, Jawa Barat, tugas utama Nurul Fadhilah Amalia (14 tahun) tentu saja menghafal Al-Qur’an. Selain itu, sebagaimana layaknya santri, ia pun belajar bahasa Arab dan fikih.
Putri kedua dari pasangan suami istri Kamaludin (45 tahun) dan Dewi Murni (43 tahun)tersebut bercita-cita menjadi pendakwah, hafidzah, dan influencer. Makanya, ia pun sangat rajin belajar berbagai materi dakwah untuk mendobrak peradaban kufur.
“Ingin menjadi pendobrak peradaban kufur dengan cara berdakwah. Menyampaikan Islam secara kaffah ke segala pelosok daerah. Memperjuangkan Al-Qur’an, menolong agama Allah dan intinya ingin mati di jalan Allah,” tegasnya.

(Nurul Santriwati Ponpes Tahfidz Qur'an Darul Bayan)
Kedua orang tuanya sangat mendukung cita-cita anaknya tersebut. Namun yang jadi masalah warga Perum BMI, Karawang, Jawa Barat, tersebut adalah masalah biaya pendidikan sang buah hati yang sudah menunggak berbulan-bulan. Pasalnya, penghasilan sang ayah dan sitri saat ini tidak mencukupi,untuk sehari hari saja sudah berat. Mereka membuka usaha therapy lintah di rumah nya, namun di saat pandemi ini sepi.
Untuk mengurangi beban keluarga Kamaludin, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslim berdonasi melalui program Indonesia Belajar (IB) guna membantu biaya pendidikan Nurul. Semoga Allah SWT membalas kebaikan para donatur dengan curahan rahmat berlipat ganda. Aamiin.[]
Donasi yang Dibutuhkan:
Rp.28.769.000
Mitra Lapangan:
Dadan Wahyu Ramdhani
#BWA #InovasiWakaf #IB #IndonesiaBelajar