Sejak Lahir, Narendra Sakit Jantung, Hipotiroid dan Paru-Paru
Mau enggak mau, mampu enggak mampu, Imih (43 tahun) memasang penyejuk udara (air conditioner/AC) di rumahnya, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pasalnya, Narendra ar-Rayyan Putra (17 bulan), anak nomor duanya, sering rewel kalau kepanasan. “Itu sebabnya, rumah kami dipasang AC supaya tidak panas,” kata Rumi Yati (32 tahun), istrinya Imih, kepada tim BWA, Kamis (21/10/2021).
Narendra adalah buah hati mereka yang memiliki penyakit komplikasi sangat serius. Jantung bocor, hipotiroid (kuning), dan paru-paru. Saat detak jantungnya rendah, Narendra menjadi gelisah, lemas, dan rewel. Untungnya, suhu udara yang dingin dapat mengurangi kegelisahan dan kerewelannya.

(Narenda Ar Rayyan)
Posisi jantung Narendra berada di kanan, bukan di kiri sebagaimana milik orang normal. Ada lubang. Ruangannya plong, tidak ada bilik/sekat. Pembuluh darah di jantungnya juga tidak menutup sehingga darah bersih dan kotor bercampur (patent ductus arteriosus/PDA).
“Sejak lahir nafasnya berat, detak jantung tidak beraturan. Saat ini ketika Narendra sudah mencapai umur 17 bulan, ia memakai alat pacu jantung buatan untuk meningkatkan/menstabilkan irama jantungnya,” kata Rumi.

(Narendra Idap Penyakit Jantung Semenjak Lahir)
Masalah yang diidap Narendra diketahui empat hari setelah kelahiran. Saat itu Narendra divonis hipotirodi pada saat diperiksa di RS Tugu Koja. Lalu ia pun dibawa ke RSCM pada usia 1 bulan dengan diagnosa jantung bocor, PDA, dan detak rendah.
Dokter menyatakan, seumur hidupnya Narendra wajib terapi dengan obat bernama heutirox untuk memenuhi kekurangan tiroid. Pasalnya, kelenjar tiroid miliknya kecil, jadi harus disuplai obat.
Saat berumur 6 bulan, ia dioperasi. Operasi yang dilakukan adalah untuk tutup pembuluh darah, pembuatan sekat, dan penambalan lubang-lubang pada jantung.
Dokter tak dapat memprediksi kapan kondisi Narendra bakal membaik karena alat pacu alami pada jantungnya rusak. Pada September 2021, alat detak jantung Nerendra drop. Maka pada awal Oktober ia menjalani proses pembetulan alat.
Bila tidak ada keluhan, enam bulan sekali kontrol alat detak jantung. Sedangkan kontrol jantungnya sebulan sekali. Transportasi yang digunakan adalah taksi daring ber-AC, agar ia tidak kepanasan.
Meski biaya kontrol ditanggung BPJS namun Imih dan Rumi merasa berat untuk membayar transportasi serta biaya obat dan suplemen Narendra yang tak tercakup BPJS. Di antaranya adalah obat cildenavin untuk menurunkan ph (tekanan paru-paru), makanan untuk gizi (susu khusus), vitamin, dan madu.
Pasalnya penghasilan Imih sebagai karyawan bengkel mobil di Pluit hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Rumi tak dapat membantu mencari penghasilan tambahan karena mesti mengurus Narendra dan anak pertamanya (11 tahun) yang masih duduk di kelas lima SD.
Untuk mengurangi beban keluarga Imih, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslim bersedekah melalui program Sedekah Kemanusiaan (SK) sehingga biaya obat dan suplemen Narendra yang tak tercakup BPJS serta biaya transportasinya dapat terpenuhi.
Semoga kita semua mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Sedekah yang Diperlukan:
Rp.93.600.000
Mitra Lapangan:
Ali Jabbar
#BWA #SedekahKemanusiaan #SK