yuk alirkan pahala dengan wakaf sarana air bersih di kampung tuniun ntt


Yuk Alirkan Pahala Dengan Wakaf Sarana Air Bersih di Kampung Tuniun NTT

Kampung Tuniun terletak di Desa Bileon Kecamatan Fautmolo Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi NTT. Daerah ini merupakan awal mula sejarah Islam suku Dawan di tanah Timor bermula. Di kampung Tuniun ini pulalah berdiri masjid Al-Munawarah yang merupakan masjid pertama di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Masyarakat Kampung Tuniun merupakan warga menengah ke bawah dan terletak di daerah yang terpencil di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan, sehingga untuk membeli toren atau membuat bak air adalah hal yang mustahil bagi mereka. Maka saat musim hujan tiba warga kampung Tuniun hanya mengandalkan jerigen untuk menampung air, ember atau bak yang mereka buat sendiri dengan menggunakan kayu. Untuk itulah meskipun musim hujan warga masih kesulitan karena hujan tidak turun setiap hari. Jika sudah mendesak, warga akhirnya memanfaatkan aliran sungai dengan mengambil air dari sana saat tidak turun hujan.

(Warga Kampung Tuniun)

Secara geografis Kampung Tuniun terletak disepanjang aliran sungai, namun sungai ini kering disaat musim kemarau dan mempunyai aliran yang deras di saat musim hujan. Sehingga pada musim penghujan untuk bisa memanfaatkan air dari sungai hanya bisa dengan membuat galian disepanjang aliran sungai saat airnya surut. Hal tersebut dilakukan karena air sangat keruh jika langsung diambil dari sungai dan berbahaya saat daerah hulu sungai hujan, karena sungai mempunyai aliran yang sangat deras dengan membawa material yang besar seperti pohon dan batu-batu besar. maka untuk mendapatkan air yang bersih layak minum, warga harus mengambil air dari galian yang mereka buat hari sebelumnya, karena jika tidak maka air didalam galian masih keruh dan bercampur dengan lumpur.

(Perkampungan yang Berada di Sepanjang Aliran Sungai)

Kondisi lebih parah terjadi saat musim kemarau, dimana untuk mendapatkan air, warga harus menggali  di sepanjang jalur sungai yang mengering. Bahkan di puncak kemarau, warga sampai harus menggali beberapa titik dan menggali sedalam  2-3 meter sampai mendapatkan air. Itupun hanya air rembesan tanah jika hari ini ada air, hari besok belum tentu airnya ada, sehingga warga harus menggali titik lain sampai mendapatkan air. Kondisi tersebut terjadi hampir di sepanjang musim kemarau. Hal ini masih ditambah dengan peralatan menggali yang masih sederhana sehingga memakan banyak waktu. Selain itu, untuk mengambil air dari galian warga hanya menggunakan kaleng bekas, gayung atau botol dibantu dengan botol air mineral yang dipotong setengah untuk dijadikan pengganti corong agar air dapat masuk semua kedalam jerigen.

(Kesulitan Mendapatkan Air Bersih Dirasakan Selama Bertahun-tahun)

Dan warga masih harus membawa beberapa jerigen tersebut kerumahnya, jika mendapatkan titik air yang dekat jarak dari sungai kerumah mungkin sekitar 100-200 meter saja. Akan tetapi jika titik di dekat perkampungan sudah tidak ada rembesan air lagi, maka warga bisa membawa air hingga jarak 1 KM hingga ke rumahnya. “Begini kondisi kami setiap harinya, susah air,” ucap Ibu Awal.

Rencana Project

Dari hasil survey dan kondisi geografis Kampung Tuniun dapat dilakukan rencana pekerjaan proyek WAFP, sebagai berikut :

  1. Membuat bak tampung baru di sumber mata air Kampung Tuniun
  2. Penarikan (gali dan Tanam) pipa HDPE diameter 1 ½ inc sepanjang ± 2200 m, dimulai dari bak tampung sampai ke ujung kampung
  3. Membuat bak tamping baru di sumber mata air Dusun Oetfo
  4. Penarikan (gali dan Tanam) pipa HDPE diameter 1 ½ inc sepanjang ± 3800 m, dimulai dari bak tampung Dusun Oetflo sampai ke Madrasah Kampung Tuniun
  5. Membangun bak pengambilan air umum dengan kapasitas 2.500 liter di 10 titik lokasi yang strategis pada rumah-rumah warga yang berkelompok.

Oleh karena itu, BWA mengajak kepada kaum muslimin dan muslimat mari berwakaf sarana air bersih untuk masyarakat Kampung Tuniun yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Semoga menjadi pahala jariyah bagi para wakif sekalian. Aamiin.

 

Nilai Wakaf yang Dibutuhkan:

Rp.1.650.000.000

Patner Lapangan:

Ustadz Awal

 

#BWA #InovasiWakaf #WAFP #WaterActionforPeople #NTT #WakafSaranaAirBersih

 

Rabu, 07 September 2022
Update #2: Usai Pulang Sekolah, Anak-anak Kampung Tuniun Mau Tak Mau Harus Turun ke Sungai untuk Mengambil Air

Pada 24 Agustus 2022 lalu tim BWA berkesempatan untuk menemui sekumpulan anak-anak sekolah yang sedang berada di aliran sungai kampung Tuniun, Desa Bileon, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten TTS. Nampak mereka masih memakai seragam sekolah, serta membawa derigen air, kami semakin penasaran dan kami putuskan untuk mengikuti sekelompok anak-anak tersebut untuk mengetahui tujuan mereka membawa derigen tersebut.

Tim BWA mengamati mereka tengah asyik berlari riang dan berkumpul di salah satu bagian sungai yang ternyata  itu adalah tempat galian air yang sudah mereka gali beberapa hari lalu. Kami mendatangi mereka dengan penuh rasa ingin tahu dan ternyata mereka berkumpul untuk mengambil air di galian tersebut dan menuangkannya ke dalam derigen lalu dibawa pulang kerumah.

(Anak-anak Membawa Derigen)

(Anak-anak Sekolah Membawa Derigen)

Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas bagi mereka saat pulang sekolah, dengan masih mengenakan seragam sekolah, mereka mengambil air di aliran sungai. Zuma, salah satu dari anak-anak tersebut mempraktekkan kepada kami cara menggali dan mengambil air yang sudah siap untuk dituang lalu derigen yang sudah terisi penuh mereka bawa pulang ke rumah masing-masing.

Derigen yang mereka bawa dari rumah ternyata harus mereka bawa dulu ke sekolah tempat mereka belajar, setelah pulang sekolah barulah mereka ke aliran sungai tersebut. Dari sinilah kami merasakan apa yang mereka rasakan selama ini, perjuangan dengan penuh harap semoga galian tersebut banyak terisi air yang bisa mereka bawa pulang kerumah.

(Bantu Zuma dan Kawan-kawannya untuk Mendapatkan Air Bersih)

(Bantu Zuma dan Kawan-kawannya untuk Mendapatkan Air Bersih)

Sahabat wakaf, Zuma dan kawan-kawannya di Kampung Tuniun berharap semoga kegiatan ini tidak menjadi rutinitas yang terus menerus mereka lakukan. “Kita menyaksikan banyak anak-anak yang mau tidak mau mereka harus mengambil air, tentu aja membuat waktu mereka untuk bermain hilang tidak seperti anak-anak yang lain. Ini keadaan yang bagi kita semua adalah keprihatinan, solusinya akan kita selesaikan karena persoalan air menjadi kebutuhan dasar bagi kita semua dan semoga ini semua bisa terwujud sesuai keinginan mereka sebagaimana do’a yang mereka panjatkan setiap hari dan sepanjang masa sehingga air tidak lagi menjadi masalah kehidupan bagi mereka,” ucap H. Hazairin Hasan (Chief Of Network Development BWA).

Sahabat wakaf, masih ada kesempatan untuk kita semua membantu saudara kita yang berada di Kampung Tuniun, Desa Bileon, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan cara berwakaf di BWA. Semoga wakaf anda menjadi pahala terbaik dan terus mengalir sampai hari akhir nanti.. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin…

 

Jumat, 03 Juni 2022
Update #1: Masuki Kemarau Panjang, Warga Tuniun Gali Sungai Demi Mendapatkan Sedikit Air Bersih

Kemarau panjang serta kesulitan mendapatkan air bersih sudah menjadi hal yang biasa dirasakan oleh masyarakat Kampung Tuniun di Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT. Di Kampung Tuniun, Desa Bileon masyarakat biasa menggali sungai dan mengendapkan air untuk mengambil air bersih, hal ini sudah dilakukan masyarakat selama bertahun tahun. Setiap hari warga Tuniun memandikan anak-anak mereka dan melakukan aktivitas lainnya seperti mencuci baju di sungai.

Salah satu warga Tuniun, Ibu Darmawati (47 tahun) bertutur tentang susahnya mendapatkan air bersih di sana. ”Saya sudah menggali air di sungai ini sudah 16 tahun pak, kami harus sedikit menggali lalu ditutupi ranting pohon agar air ini bersih dan layak di minum,” tuturnya.

(Hail Galian di Sungai, )

(Air yang Didapat di Galian Sungai)

“Kami masyarakat Tuniun dan sekitarnya juga meminum air sungai yang sudah di endapkan ini. Mau bagaimana lagi, soalnya susah dapat air di sini,” lanjut Ibu Darmawati.

“Apalagi jika masuk bulan juni, juli, dan agustus pastilah masyarakat ramai ke sungai untuk membuat galian-galian kecil demi memenuhi kebutuhan airnya, sehari bisa 2 kali ke sungai, pagi dan sore. Jika mencuci masih bisa pakai air sungai yang keruh pak, tapi kalo untuk masak dan minum harus sedikit digali di tutupi ranting tunggu sebentar baru bersih dan bisa di bawa pulang untuk konsumsi,” ungkap Ibu Darmawati seraya menjelaskan kesulitan air bersih yang dialaminya.

(Warga Tuniun Mencuci Baju Mereka di Sungai)

Melihat kondisi yang dialami masyarakat Kampung Tuniun, tim BWA menginisiasi project wakaf sarana air bersih dan mencari solusi atas permasalahan ini. Alhamdulillah ada sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk dialirkan tidak hanya ke Kampung Tuniun namun juga ke beberapa desa tetangga. BWA berencana untuk mendistribusikan air bersih ini, memudahkan warga untuk mendapatkan air sehingga mereka tidak perlu lagi jauh turun ke sungai.

Maka dari itu kami mengajak kaum muslimin dimanapun berada, mari bersama BWA, bahu membahu menyelesaikan permasalahab air bersih umat muslim yang ada di wilayah timur Indonesia, khususnya di Kampung Tuniun. Untuk itu anda harus ikut berwakaf di BWA, semoga ikhtiar yang kita lakukan mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT.

 

94.65% (Terkumpul Rp. 1.561.670.668)
94.65%
  • Donasi yang diperlukan: Rp. 1.650.000.000
  • Kekurangan: Rp. 88.329.332

Mau donasi berapa?

Disclaimer

Jika hasil penggalangan dana project wakaf/donasi melebihi dari target yang dibutuhkan, maka kelebihan dana project ini akan dialihkan kepada program dan project lain di Badan Wakaf Al Qur’an berdasarkan kebijakan manajemen BWA.

Donatur