Huntara Solusi Pengungsi Lombok
Keluarga Khumaidi adalah salah satu dari ribuan orang yang menjadi korban gempa Lombok. Mereka sekeluarga tinggal di bilik sederhana.
Entah apa komentar Anda ketika menyaksikan bangunan setinggi 1,5 m dengan panjang dan lebar 3m x 3m ini. Semua bahan hunian terbuat dari seng sisa-sisa puing rumah yang hancur karena gempa. Atap terpal, penutup kanan kiri dari seng, tidak ada fentilasi udaranya. Satu-satunya pencahayaan dari pintu setinggi satu meter, sekaligus berfungsi sebagai tempat masuk ke hunian ini.
Di dalam bilik ini tinggal sepasang suami istri beserta empat orang anak serta ibu mertua, yang sudah lanjut usia serta tuli. Total penghuni dalam bilik ini 7 orang.

(Contoh hunian yang ditempati pengungsi saat ini)
Khumaidi, (40th) sebagai kepala keluarga, menderita kelainan fisik. Tangan kanannya tidak bisa bergerak sebagaimana mestinya, terasa kaku dan tidak berdaya. Namun demikian dia tetap bekerja untuk menghidupi keluarga, sebagai buruh di ladang, atau membantu orang yang membutuhkan jasanya.
Sedangkan Nur Aini (30th) istrinya menceritakan suaminya bekerja apa saja, yang penting tidak minta-minta. Ketika ditanya berapa pendapatan suaminya sebulan? Nur Aini hanya bisa menjawab, banyak! Baginya upah yang diberikan orang 5ribu, 10ribu sudah banyak, bisa dibuat beli beras sebagai stok makan buat anak-anaknya. Sementara untuk lauk-pauk mencari dedaunan di ladang serta pemberian tetangga. Anak Khumaidi paling besar kelas 6 SD, berikutnya kelas 5, kelas 2 serta yang kecil masih 2 tahun.
Kami mendapati keluarga kurban gempa ini dari informasi warga, saat kami melakukan survey untuk membangun huntara (hunian sementara). Dengan ditemani warga kami bergerak meninjau kondisi. Betapa terkejutnya, dibalik bilik sederhana ini tinggal keluarga Khumaidi dengan kondisi seperti di atas.
Tak kuat rasanya menahan air mata, ternyata apa yang kami alami selama ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keluarga Khumaidi ini.
Melalui bantuan donatur di Program Sedekah Kemanusiaan, BWA telah membangun hunian sementara di Gangga, Lombok Utara.
Namun, meski gempa sudah berlalu 6 bulan, masih banyak warga yang tinggal di tempat seadanya. BWA bertekad untuk menggalang donasi agar bisa membangun lebih banyak huntara buat korban gempa di Lombok ini.
Masih banyak keluarga yang hidupnya tidak jauh berbeda dengan keluarga Khumaidi ini. Banyak juga warga yang memanfaatkan kandang sapi sebagai tempat tinggal sementara. Banyak warga yang membuat bilik seadanya, di atas puing-puing bekas rumah mereka, agar terhindar dari panas dan hujan.

(Model huntara yang akan dibangun pada tahap berikutnya)
BWA masih membutuhkan do’a dan dukungan dari kaum muslimin agar niat mulia ini bisa segera terwujud. Semoga segala pengorbanan kaum muslimin dibalas dengan pahala berlipat dan kelak dibangunkan rumah di SurgaNya Allah subhanahu wata’ala.
Nilai Project : 5.000.000.000,-
Partner Lapang : Ust. Ashal