Meski Sudah Renta, Atjah Tetap Ingin Mandiri
Atjah (63 tahun) hidup sebatang kara. Sejak usia 28 tahun dirinya menjanda dengan membawa lima anaknya. Kini kelima anaknya sudah meninggal dunia semua.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, ia berjualan nasi uduk di depan kontrakannya di Jalan Kampung Janis, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
Namun sejak dirinya terpeleset saat shalat Maghrib dan kakinya terkilir pada 2 Bulan Yang lalu, ia tak bisa berjualan lagi. Sehingga yang tadinya memiliki penghasilan Rp60 ribu per hari untuk keperluan sehari-hari dan mengontrak Rp900 ribu per bulan kini tak memiliki penghasilan sama sekali. Setelah sembuh, ia tak punya modal lagi untuk usaha. Kontrakan rumah pun sudah menunggak lebih dari tujuh bulan.

(Atjah, 63 tahun)
Menurutnya, di Pekojan ada kontrakan yang lebih murah dari yang sekarang ditempati tetapi adanya di lantai atas. Sedangkan dirinya sudah tua dan hidup sendiri sehingga sulit naik tangga dan tak ada yang memapahnya. “Khawatir saya jatuh lagi kalau memaksakan,” ujarnya.
“Kalau saya masih diberikan kesempatan sehat dan rezeki selagi saya masih bisa usaha. Dagang apa pun saya lakukan untuk hidup saya sendiri. Karena saya ingin di usia saya bisa lebih banyak beribadah karena setiap hari Rabu dan Jumat adalah jadwal saya untuk kajian,” ungkapnya yang berharap bisa memiliki modal untuk usaha nasi uduk lagi.
Untuk mengurangi beban Atjah, BWA mengajak kaum Muslim menyalurkan zakat harta melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP) sehingga ia punya modal untuk usaha nasi uduk lagi dan melunasi tunggakan kontrakan rumahnya. Selain itu, tentu saja kewajiban zakat para muzaki (penunai zakat) tertunaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan para muzaki dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.[]
Nilai Zakat Harta yang Diperlukan :
Rp.19.000.000
Partner Lapangan:
Ridzky Maulana
#BWA #InovasiWakaf #ZPP #ZakatPeertoPeer #100% Mustahik