Bertahan Dalam Kegelapan, Agar Anak-Anak Bisa Sekolah
Berkebun sepanjang hari sudah menjadi keseharian yang lumrah di lakukan oleh Nurhanis (50) dan suaminya Muslim (48), mereka adalah pasangan yang bermukim di Dusun Tua, Desa Pangkalan Kapas, Kampar Kiri Hulu-Riau. Berkebun karet sudah ditekuni selama 30 thn lalu oleh pasangan ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membesarkan anak anak nya, mereka di karuniai 3 orang anak.
Anak yang pertama Ratika Nurwani (21) sudah hampir selesai kuliah,anak ke dua Ninis Musneri (19) baru masuk kuliah, sedangkan yang ke tiga Nisfa Musvira (16), semua anak anak Makcik Nur tidak tinggal di kampung tua ini, mereka di titipkan di pondok yatim dan dhuafa di kota Pekanbaru. Mereka di titipkan di pondok tersebut, karena kebutuhan sekolah dan kampung mereka berada di pelosok yang jauh dari kota, tidak ada listrik, dan sulit transportasi dari kota.

(Keseharian Makcik Nur dalam Kegelapan Tanpa Listrik)
“Apalah daya Makcik untuk menyekolahkan anak anak, makcik dan bapak Mus hanya petani karet yang harga nya murah dan pendapatan kami hanya cukup untuk makan saja,” bercerita Makcik Nur.
Kondisi Nurhanis dan keluarga di Kampung Tua pedalaman Riau ini memang memprihatinkan, karena mereka tinggal di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil) karena listrik belum ada, serta sarana dan sarana transportasi sulit harus naik sampan selama 3,5 jam sampai ke kampung tersebut.
Sehingga banyak masyarakat di kampung yang lebih memilih pindah keluar kampung, dari 30 KK warga kampung, satu tahun belakangan ini tinggal 10 KK termasuk keluarga Nurhanis. Dengan keadaan kesulitan yang di hadapi makcik, beliau hanya berdoa agar anak-anak nya bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi, jangan seperti dirinya yang hanya lulusan SD.

(Makcik Nurhanis)
“Makcik berharap melalui BWA bisa meringankan beban hidup makcik, karena makcik selalu berdoa agar anak-anak makcik bisa sekolah setinggi tingginya jangan seperti makcik yang lulusan sd saja,” ucap Makcik sambal berkaca-kaca.
Kisah pilu yang di rasakan Makcik Nur ini sangat mengharukan, dan kita yang hidup di tengah kecukupan harus membantu makcik ini dalam ikhtiarnya untuk menyekolahkan anak-anak nya.
Untuk mengurangi beban Nurhanis, BWA mengajak kaum Muslim menyalurkan zakat harta melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP) sehingga Nurhanis ini dalam ikhtiarnya untuk menyekolahkan anak-anak nya, untuk itu uluran tangan para Donatur sangat di nanti oleh makcik untuk melihat anaknya menjadi sukses. Selain itu, tentu saja kewajiban zakat para muzaki (penunai zakat) tertunaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan para muzaki dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.[]
Nilai Zakat Harta yang Diperlukan:
Rp.20.000.000
Mitra Lapangan:
Ridzky Maulana
#BWA #InovasiWakaf #ZPP #ZakatPeertoPeer