Digigit Ular Viper, Wawan Pingsan dan Kencing Darah
Wawan Rohani (65 tahun) saat ini sedang berbaring lemah akibat digigit ular jenis viper yang sangat mematikan. Musibah itu terjadi saat dirinya tengah bekerja di kebun wakaf di Desa Cirenghas, Sukabumi, Jawa Barat.
Musibah bermula ketika Wawan sedang melakukan rutinitas pekerjaan sebagai petani. Tiba-tiba ia mendengar beberapa ibu-ibu yang juga bekerja di kebun tersebut berteriak, “Tolong….!!! Tolong….!! Ada ular…!”
Mendengar teriakan tersebut, Wawan dengan kesigapannya berlari ke sumber suara untuk mencari tahu di mana ularnya berada. Dengan tenang dan tanpa rasa panik, lelaki yang sering menangkap ular tersebut mencari-cari keberadaan sang ular.
Sudah sering kejadian serupa terjadi. Biasanya Wawan berhasil menemukan ular dan langsung membunuhnya. “Agar tidak menganggu petani lagi ketika sedang bekerja di kebun,” ujar Yanti Yulianti (56 tahun), istrinya Wawan.

(Wawan Menunjukkan Bekas Gigitan Ular Berbisa di Lengannya)
Namun kali ini, Wawan lengah. Tiba-tiba ularnya yang sudah ia tangkap mengigitnya yang akhirnya dirinya sempat mengigil. Warga Kampung Cilangla, Desa Cireunghas, Sukabumi, pun terkapar pingsan.
Sesaat kemudian ia mendapatkan pertolongan pertama. Bekas gigitan ular disedot untuk dibuang bisanya. “Itu sudah adat dan kebiasaan warga Cireunghas yang mengerti ketika ada orang yang digigit ular,” ungkap Yanti.
Tapi tampaknya bisa ular tersebut beraksi sangat cepat dan cukup mematikan. Maka tak buang-buang waktu, Wawan pun segera dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit anak istrinya berkumpul.
Ketika sadar dan bisa bicara, ia pun berpesan kepada anak istrinya bahwa gigitan ular kali ini benar-benar di luar biasanya walaupun dulu juga pernah merasakan ini. “Gelap banget ini, kalau misalnya saya tidak ketolong, kalian pasrahkan saya ya. Dan kalau memang kejadian, tolong makamin saya di sebelah Mami dan Bapak,” pesan Wawan.
Meski masih berbaring lemas di rumah sakit dan air kencingnya masih bercampur darah namun tren kesehatan Wawan berangsur membaik. Tentu saja membuat Wawan dan keluarganya senang. Tapi kalau memikirkan biaya pengobatannya, langsung saja membuat mereka pusing.
Maklumlah penghasilan Wawan sebagai buruh tani harian hanya Rp60 ribu -Rp80 ribu per hari. Itu pun kalau tidak bekerja, tidak dibayar. Karena dirawat di rumah sakit, biaya perawatannya semakin hari semakin membengkak. Obat serum yang disuntik untuk menahan laju dari bisanya saja sekali suntik Rp1,2 juta.
Makanya, keluarga Wawan sekarang sangat kebingungan karena uang mereka sudah habis sama sekali untuk biaya pengobatan Wawan.
Untuk mengurangi beban keluarga Wawan, BWA mengajak kaum Muslim menyalurkan zakat harta melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP) sehingga biaya pengobatan Wawan bisa dilunasi. Selain itu, tentu saja kewajiban zakat para muzaki (penunai zakat) tertunaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan para muzaki dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.[]
Nilai Zakat yang Diperlukan:
Rp.20.000.000
Mitra Lapangan:
Ridzky Maulana
#BWA #InovasiWakaf #Zakat #ZPP #ZakatPeertoPeer