Ernawati Hidup Sebatangkara, Perlu Dukungan Untuk Bertahan Hidup
Demi berbakti kepada orang tua, Ernawati (58 tahun) rela tak menikah karena merawat ibunya yang sering sakit-sakitan. Namun, ibunya yang sudah dirawat sejak lama kini telah meninggal dunia sehingga ia pun hidup sebatang kara.
Selama ibunya masih hidup hingga telah tiada, Ernawati sangat sulit dalam urusan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, hanya ia dapat mencari rezeki melalui jasa cuci gosok pakaian milik tetangganya.
.jpeg)
(Ibu Ernawati, 58 tahun)
Terlebih lagi, Ernawati memiliki penyakit saraf yang tak kunjung sembuh, terkadang tangan kanannya terasa berat dan kaku. Hingga yang paling parah tangan kakinya yang sebelah kanan pun terasa sakit sekaligus tak bisa digerakkan.
Di hari tuanya ini ia masih menumpang di salah satu rumah kosong milik seseorang di Jalan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur. Rumah tersebut sekarang sedang ditawar-tawarkan untuk dijual oleh pemiliknya.
Tentu saja itu membuat Ernawati waswas memikirkan tinggal di mana nanti bila rumah yang ditinggalinya laku terjual. Untuk mengontrak rumah tak memungkinkan karena sekadar untuk makan sehari-hari saja ia sangat kesulitan.
Untuk mengurangi beban Ernawati, BWA mengajak kaum Muslimin menyalurkan zakat harta melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP) sehingga ia mampu bangkit kembali serta memiliki modal untuk memulai usaha dan dapat memperbaiki kondisi ekonominya. Selain itu, tentu saja kewajiban zakat para muzaki (penunai zakat) tertunaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan para muzaki dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.[]
Nilai Zakat Harta yang Diperlukan:
Rp.16.000.000
Patner Lapangan:
Ridzky Maulana
#BWA #ZakatPeertoPeer #ZPP