Janda Penjual Pepes Bingung Bayar Kontrakan dan Kuliah Anak Bungsunya
Dari kelima anak Rosmiyati (61 tahun), hanya bungsunyalah yang kuliah. Dia yang paling diharapkan setelah lulus kuliah nanti bisa membantu ekonomi keluarga. Namun si bungsu ini pula yang sangat membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pendidikannya saat ini.
Terkait biaya tersebut, wanita yang sudah menjanda sejak sebelas tahun lalu sangat kebingungan untuk memenuhinya. Maklumlah Rosmiyati hanyalah menjual pepes ikan dan pepes tahu yang penghasilannya sekitar 20 ribu-30 ribu rupiah. Tentu saja itu tak mencukupi untuk pengeluaran kebutuhan setiap bulan yang sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta, termasuk di dalamnya untuk membayar kontrakan Rp1,4 juta, listrik dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
.jpeg)
(Rosmiyati, 61 tahun)
Warga Jalan Anggrek III RT 06/05 Petukangan, Jakarta Selatan tersebut sangat kebingungan untuk menutupi biaya kuliah si bungsu dan kebutuhan sehari-hari itu. Pasalnya, dua anaknya yang menjadi sopir penghasilannya turun drastis sejak pandemi Covid-19 dan dua anak lainnya masih menganggur.
Untuk mengurangi beban Rosmiyati , BWA mengajak kaum Muslimin menyalurkan zakat harta melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP) sehingga ia mampu bangkit kembali serta memiliki modal untuk memulai usaha untuk memperbaiki kondisi ekonominya. Selain itu, tentu saja kewajiban zakat para muzaki (penunai zakat) tertunaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan para muzaki dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.[]
Nilai Zakat Harta yang Diperlukan:
Rp.22.000.000
Patner Lapangan:
Ridzky Maulana
#BWA #ZakatPeertoPeer #ZPP