Tak Layak Huni, Rumah Akbar Sering Dimasuki Ular
Kondisi rumah semi permanen yang ditempati keluarga kecil Akbar Hambawi (38 tahun) cukup memprihatinkan. Dari luar, bangunan memang terlihat kokoh tapi tidak pada bagian dalamnya.
Kondisi rumah yang menggunakan rangka dari kayu dan dindingnya dari bilik bambu, perlahan mulai lapuk dimakan waktu. Kala hujan deras turun, Akbar sekeluarga bersiap menyiapkan wadah untuk menampung tetesan air hujan dari atap rumahnya karena bocor.
Dapat terbayangkan jika hujan deras datang di malam hari, sudahlah tentu tidur nyenyak keluarga Akbar terganggu, terlebih keempat anak Akbar masih kecil-kecil, anak tertuanya baru duduk dibangku sekolah dasar. Akbar mengungkapkan asbes dan keseluruhan bahan bangunan yang ia gunakan merupakan limbah dari tempat ia kerja dulu.

(Rumah yang Ditinggali Akbar Hambawi)
“Dulu sempat kerja di sebuah yayasan, karena yayasan tidak dilanjutkan barang-barang seperti kayu, bilik bambu, dan asbes diberikan kepada saya untuk saya membangun rumah,” tuturnya.
Terhitung enam tahun sudah Akbar dan keluarga kecilnya tinggal di rumah yang beralamat di Kampung Cimanggu, Kelurahan Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Banten.
Bilik bambu yang ia gunakan sebagai dinding rumah perlahan lapuk, tak lagi mampu menahan terpaan hujan dan suhu panas siang hari. Usaha yang dilakukan Akbar hanya menambalnya dengan bilik-bilik bambu yang baru, sebab ia belum memiliki kecukupan biaya untuk menggantinya dengan dinding dari tembok.

(Akbar dan Keluarganya)
Dinding dari bilik yang mulai berlubang dan rusak, kerap kali dimasuki anak ular melalui celah-celahnya. Hal ini terjadi dikarenakan kondisi rumah Akbar berada di dekat semak belukar dan banyak ditumbuhi pohon bambu. Beruntung Akbar dapat mengeluarkan setiap ular yang masuk ke dalam rumahnya, sulit dibayangkan jika ular masuk tatkala mereka sedang terlelap tidur.
“Setiap sore sering saya taburi garam. Alhamdulillah, keluarga belum ada yang tergigit, sempat ketahuan terlebih dahulu,” akunya.
Selain itu, kondisi rumahnya mulai miring ke arah kanan. Hal ini dikarenakan rumah yang ia bangun berlokasi di pinggir jurang yang cukup dalam. Turap yang dahulu sempat dibuat dari bantuan tetangga tak cukup mampu menahan rumah yang ia tempati.

(Sisi Belakang Rumah)
Terbesit dalam hati kecil Akbar untuk mencicil membeli bahan-bahan material untuk merenovasi rumahnya. Ia sangat khawatir jika ular kembali masuk, dan rumah miring bisa saja roboh. Penghasilannya sebagai petugas kebersihan di sebuah yayasan pendidikan baru mencukupi kebutuhan keluarga kecil mereka.
Di samping untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kebutuhan Akbar juga harus terbagi untuk membawa kedua putra tertua mereka menjalani pemeriksaan di rumah sakit, dan Akbar sendiri juga mengalami gangguan pada ginjal.
“Putra pertama menderita epilepsi, dan yang kedua menderita gangguan saluran pernafasan, dan saya sendiri memiliki gangguan ginjal sehingga tidak bisa beraktivitas terlalu berat,” ujarnya.
Untuk mengurangi beban keluarga Akbar, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslim bersedekah melalui program Sedekah Kemanusiaan (SK) guna merenovasi rumahnya, serta membiayai berobat/terapi Akbar dan kedua anaknya.
Semoga kita semua mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Sedekah yang Diperlukan:
Rp.44.767.000
Mitra Lapangan:
Wahyu Kelana
#BWA #InovasiWakaf #SK #SedekahKemanusiaan