Truk yang Dikendarainya Masuk Jurang, Yadi Jadi Lumpuh
Yadi Eko Wijoyo (47 tahun) tak lagi bisa menjalani hari-harinya dengan normal. Ia hanya terbaring di atas tempat tidur. Hal itu terjadi sejak dirinya mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan tulang belakangnya patah pada Oktober 2021.
Kecelakaan bermula ketika truk pengangkut material dalam proyek jalan lintas Sorong-Papua yang dikendarainya tak mampu menanjak, hingga akhirnya truk yang penuh material itu mundur dan terperosok ke jurang dengan kedalaman kurang lebih 15 meter.
“Waktu kerja, mobil tidak bisa nanjak, dalam posisi ada muatan pasir batu dan akhirnya mobil mundur dan masuk ke jurang,” ungkap Yadi.

(Kondisi Truk yang Dikemudikan Yadi)
Lelaki yang baru dua bulan bekerja dalam proyek tersebut terhimpit di dalam truk, dikarenakan posisi kendaraan yang terperosok ke dalam jurang. Ia pun mengalami cidera serius pada bagian tulang belakang, dan luka pada bagian pipi hingga telinga.
Pasca menjalani perawatan di rumah sakit yang ada di Papua, Yadi mengalami kelumpuhan/tidak bisa berjalan hingga kini.
Selain itu, ia pun jadi kesulitan buang air kecil, sehingga harus dipasangkan selang kateter untuk memudahkannya membuang air kecil. Yadi juga sering terganggu ketika tidur karena kaki sering merasakan panas, hingga tubuh sering mengeluarkan keringat dingin. Untuk beraktivitas sehari-hari seperti duduk, mandi, dan berpindah harus dibantu istrinya.
Semenjak pulang dari Papua, Yadi tak lagi melanjutkan pengobatan ke rumah sakit. Biaya yang cukup besar menjadi salah satu faktornya. Ia lebih memilih berobat alternatif dan tindakan perawatan dari dokter yang berkunjung ke rumahnya di Dusun Tawang, Kelurahan Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Malang, Jawa Timur, sepekan sekali.

(Kondisi Yadi Saat Ini)
“Selanjutnya hanya dibawa berobat terapi pijat alternatif dan sangkal putung. Dirawat juga oleh dokter, kunjungan ke rumah setiap seminggu sekali untuk kontrol kesehatan dan penggantian kateter,” tutur Yadi.
Menurut dokter yang merawatnya, kondisinya bisa membaik, namun membutuhakan waktu yang tidak sebentar dan harus rutin menjalani fisioterapi guna mengobati syaraf dan bagian tubuh yang bermasalah. “Kondisi bisa membaik secara bertahap kurang lebih 10-12 bulan,” ujar dokter.
Ujian ini membuat Yadi tak lagi bisa bekerja untuk menafkahi keluarga. Kini, peran Yadi digantikan istrinya yang membuka usaha berjualan nasi dan lauk pauk secara daring.
Hasil yang didapat istrinya tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dan belum mencukupi untuk biaya berobat Yadi.
Untuk mengurangi beban keluarga Yadi, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslim bersedekah melalui program Sedekah Kemanusiaan (SK) guna menutupi biaya kontrol dokter dan terapinya.
Semoga kita semua mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Sedekah yang Diperlukan:
Rp.107.500.000
Mitra Lapang:
Ustadz Zaid
#BWA #InovasiWakaf #SK #SedekahKemanusiaan